mari kita buka pertemuan kita ini dengan membaca hamdallah…
yak, di postingan kali ini, kita (kita? gw aje kali. lol) akan membahas sebuah fenomena yang berkembang dimasyarakat. fenomena apakah itu?? hayo… apa coba?? ayo kita (ni beneran kita lho. :D) bahas……..
Hm… teman/i (baca : teman-temin) pasti pernah denger kan yang namanya Mekanika Kuantum? Kalo belum, gw cuma mau bilang… “Kemane aje lo?? sekarang dah abad 20 ga tahu Mekanika Kuantum? ga gaul lo..!!!” hahaha… maaf2, jas kidind teman/i. Mekanika Kuantum itu adalah kategori / cabang ilmu Fisika (modern, khususnya) yang membahas dunia fisis mikroskopik. Nah, mekanika kuantum ini mulai berkembang saat mbah Neils Bohr mengemukakan postulatnya tentang atom yang menyempurnakan model atom Rutherford, yaitu :
- Elektron-elektron yang mengelilingi inti mempunyai lintasan dan energi tertentu
- Dalam orbital tertentu, energi elektron adalah tetap. Elektron akan menyerap energi jika berpindah ke orbit yang lebih luar dan akan membebaskan energi jika berpindah ke orbit yang lebih dalam
Meskipun Mekanika Kuantum ini adalah sebuah cabang fisika yang dapat menjelaskan fenomena2 fisis mikroskopik yang tidak dapat di jelaskan oleh fisika klasik, mbah Albert Einstein ga suka ama cabang fisika ini. alasannya sih karena si mbah menganggap mekanika kuantum itu belum sempurna dan tidak realitis secara fisis. Bahkan pada Konferensi Solvay pada tahun 1927, setiap pagi ketika sarapan, mbah Einstein selalu memberikan pertanyaan (atau mungkin tantangan fisis) berupa GEDANKENEXPERIMENT (eksperimen yang dilakukan dengan hanya mengkhayal, namun tetap memperhitungkan kenyataan2 fisis) kepada mbah Bohr. Kerennya (menurut gw), mbah Bohr selalu memberikan jawaban atas pertanyaan Gedankenexperiment saat makan malamnya (referensi : Dunia Neils Bohr, Komik Tentang Penggagas Fisika Kuantum). Salut dah ama mbah Bohr…!!! :twothumbsup…!!!
Ok.. OK… udah dulu membahas Mekanika Kuantumnya. Ntar kita lanjutin lagi. Sekarang, yang mau gw bahas adalah kata “Kuantum” yang gw rasa sangat fenomenal. Kuantum adalah kata majemuk dari “kuanta” yang berarti paket. Kata Kuanta ini dipakai oleh mbah Einstein dalam efek fotolistrik. Pada efek fotolistrik, cahaya berperilaku seperti partikel, yang berupa paket (kuanta) energi, yang disebut foton. Nah, beberapa tahun kebelakang banyak banget istilah2 yg make kata “Kuantum / Quantum”, seperti : Quantum Teaching, Quantum Learning, Quantum Success, Kompor Q*ant*m (nah lho…), dan Quantum many more…
Coba kita terjemahkan secara bahas indonesia yang gaul baik dan benar, Quantum Learning = Belajar yang dipaket-paketin ; Quantum Teaching = Pengajaran yang dipaket-paketin / gurunya yang dipaket-paketin (lol); Quantum Succes = Sukses tapi per paket ; Kompor Q*ant*m = kompor yang belinya paketan. xp
hm… kayaknya harus ada perbaikan kosa kata dalam bahasa nasoinal kita, agar tidak sembarangan memakai istilah dari bahasa lain. Hidup Indonesia….!!!!!
Ditulis saat sedang belajar untuk ujian Fisika Kuantum
aL_p
nice blog....salam blogger ..salam kenal...
BalasHapuslink blog kamu udah aku pasang di blog aku
backlink gan,,,
http://evrishare.wordpress.com/
hatur thank you atas kunjungannya...
BalasHapussalam kenal ya...
ternyata semua penderitaan mahasiswa fisika di dunia ini berawal dari neils bohr. LMAO
BalasHapusderita tapi nikmat gan.
BalasHapushehehe.....